Nasional

Pujiyono Suwadi : Jadilah Seorang GATOKACA, Panglima Perang Keadilan dan Kepastian Hukum !

ADHYAKSAdigital.com –Tiga ratus lima puluh orang (350) calon jaksa mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXXII (82) Gelombang II Tahun 2025 yang dipusatkan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung, Ragunan, Jakarta.

Ratusan orang calon jaksa yang berasal dari satuan kerja Kejaksaan RI seluruh Indonesia ini digembleng soal hukum, peraturan perundang-undangan, kepemimpinan, integritas, adab, moral dan kemampuan berkomunikasi dan pendidikan intelijen.

Ini semua bertujuan dalam mempersiapkan sumber daya manusia, jaksa yang siap pakai, siap melayani rakyat, profesional dan memiliki karakter sebagai aparat penegak hukum Kejaksaan RI.
Badiklat Kejagung, pihak yang diberi tugas dalam pembekalan bagi para calon jaksa ini telah menyusun berbagai kurikulum dan kegiatan bagi peserta Diklat. Badiklat Kejagung menghadirkan beberapa pakar, akademisi, praktisi untuk memberikan materi pembelajaran terhadap peserta Diklat PPPJ.

Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Pujiyono Suwadi, SH. MH turut diundang memberikan materi pembelajaran bagi peserta Diklat PPPJ Gelombang II, Angkatan 82 Tahun 2025, bertempat di Aula Badiklat Kejagung, Jakarta, Selasa 17 Juni 2025.

Ketua Komjak Pujiyono menegaskan bahwa PPPJ bukan hanya sekadar mendidik kemampuan teknis, tetapi juga membentuk karakter yang berlandaskan integritas, adab, dan etika dalam melaksanakan tugas. Semua peserta memiliki kedudukan yang sama dan harus mematuhi aturan disiplin yang berlaku di Badiklat Kejaksaan.

Dia mengatakan, bahwa peserta PPPJ yang dipusatkan di Badiklat Kejagung adalah generasi penerus kepemimpinan Kejaksaan untuk di masa akan datang. Estafet kepemimpinan di Kejaksaan RI terus berproses. Insan Adhyaksa dituntut untuk mempersiapkan diri dalam kemampuan wawasan, keilmuan, ketentuan hukum dan perundang-undangan, moral dan etika hingga teknik berkomunikasi yang baik dan benar.

Pujiyono Suwadi mengajak peserta diklat untuk meneguhkan komitmen sebagai aparat penegak hukum Kejaksaan yang berkarakter siap tempur di seluruh medan perang pelayanan dan penegakan hukum Kejaksaan bagi masyarakat. Jaksa Indonesia mmeiliki karakter kepribadian profesional, berintegritas dan humanis.

Guru Besar Fakultas Hukumm Universitas Sebelas Maret, Solo ini mengajak peserta diklat mengilhami sosok Gatotkaca, tokoh dalam cerita legenda Mahabharata. Gatotkaca adalah sosok legendaris dalam mitologi Jawa yang dikenal sebagai seorang kesatria yang pemberani dan kuat.

“Kisahnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia, menceritakan perjuangannya yang heroik serta keberaniannya dalam melawan musuh-musuh yang kuat. Gatotkaca menggunakan kekuatannya untuk melindungi Pandawa dan membela kebenaran,” ujar Pujiyono Suwadi.

Gatotkaca terkenal dengan kekuatannya yang dahsyat. Ia memiliki tubuh yang besar dan kebal, dengan kemampuan terbang menggunakan sayap yang ia miliki. Selain itu, Gatotkaca juga memiliki kemampuan dalam ilmu silat serta keberanian yang tak tergoyahkan.

Lalu kecerdasannya dalam strategi perang juga menjadi keunggulan pada Gatotkakca, serta kekuatan fisiknya yang besar membuatnya dihormati oleh banyak orang. Namun, di balik keperkasaannya, Gatot Kaca juga diceritakan sebagai sosok yang berhati lembut dan setia kepada sesama.
Gatotkaca bukan hanya sekadar tokoh mitologi, namun juga menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan pengorbanan yang dihormati oleh banyak orang. Warisan kebudayaannya terus dipersembahkan dalam berbagai bentuk, memastikan bahwa kisahnya tetap hidup dan menginspirasi generasi-generasi mendatang.

“Gatotkaca, sang kesatria perkasa dari tanah Jawa, tetap menjadi ikon keberanian yang mengilhami banyak orang untuk mempertahankan kebenaran dan menghadapi tantangan dengan penuh semangat. Begitu juga dengan peserta Diklat PPPJ, jadilah jaksa yang pemberani memberikan keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum,” pesan Ketua Komjak Pujiyono Suwadi.

Gatotkaca adalah panglima yang kuat, punya banyak keistimewaan. Meski dia bukan yang terkuat, namun dia bisa menjadi konduktor yang baik diantara anak-anak Pandawa. Sehingga dia dipilih oleh Dewa dan mendapatkan wahyu menjadi panglima perang Baratyudha. (Felix Sidabutar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button