Nasional

Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Teror “Kepala Babi”

Copot Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan

ADHYAKSAdigital.com –Koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Centra Initiative, Imparsial, PBHI, ELSAM, Walhi, HRWG, DeJuRe, Setara Institute mengecam aksi teror yang dialami jurnalis Tempo dengan pengiriman paket Kepal Babi beberapa waktu lalu.

Koalisi masyarakat sipil juga mengecam komentar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi atas peristiwa teror Kepala Babi yang dialami redaksi media Tempo, dengan candaannya ” Di masak saja Kepala Babi itu” Hasan mengatakan agar kepala babi tersebut dimasak saja.

Lewat penyataan sikap, Koalisi Masyarakat Sipil menilai apa yang disampaikan Hasan Nasbi itu tidak patut terlontar dari Hasan Nasbi terkait teror Kepala Babi, Hasan Nasbi tidak berempati dan terkecan merendahkan profesi wartawan dan rendahnya komitmen negara atas demokrasi dan kebebasan Pers.

“Kami mengecam keras sikap arogansi yang disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, atas peristiwa teror kepala babi di kantor Tempo,” ujar Hendardi, SETARA Institue, Jumat 21 Maret 2025.

Pernyataan Hasan Nasbi yang seolah menyuruh “memasak kepala babi” yang tergeletak di jalan itu, selain tidak berempati, juga melanggar prinsip kebebasan pers. Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden.

Untuk itu kami mengingatkan kepada Presiden bahwa pernyataan ini sama sekali tidak seharusnya didiamkan, karena mengandung unsur kebencian terhadap kelompok jurnalis atau media yang kritis. Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, terutama jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya.

Ungkapan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan, terhadap demokrasi dan kebebasan sipil. Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut.

Kami mendesak kepada Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Dengan sikap tersebut di atas, nampak ia tidak cukup patut secara etika untuk menyampaikan pesan kepresidenan kepada masyarakat.

Apalagi, peristiwa penghapusan cuitannya sendiri di akun X tentang RUU TNI sudah lebih dari cukup untuk mengevaluasi kinerja Hasan Nasbi sebagai ujung tombak komunikasi Presiden.

Kami juga prihatin dan bersolidaditas atas teror kepala babi yang dialami Tempo. Cara-cara teror ini ternyata masih terus digunakan untuk mengintimidasi kebebasan dan demokrasi.

“Praktik purba yang seharusnya sudah ditinggalkan, justru masih terjadi hari ini. Dengan demikian, penting pengungkapan kasus teror ini dilakukan, hingga pelaku dapat diketahui,” tegasnya. (Felix Sidabutar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button