
ADHYAKSAdigital.com — Ribuan warga Kota Medan antusias menjadi peserta Road to Adhyaksa Charity Run Medan 2025, bertempat di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Soewondo, Polonia, Medan, Minggu 23 Februari 2025.
Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung, Prof. Dr. Reda Manthovani, SH. L.LM dengan didampingi Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Idianto, SH. MH, Komandan Lanud Soewondo Polonia Medan, Kolonel Nav Sonni Benny Simanjuntak, M.Si (Han) dan panitia melepas ribuan peserta Adhyaksa Charity Run 2025.
Antusiasme warga Medan mengikuti even olahraga yang digagas JAM Intel Reda Manthovani hari ini. Even ini menjadi istimewah karena berthemakan kemanusiaan. Pasalnya, sebagian peserta hari ini adalah atlet disabilitas yang berprestasi pada even Paralympic di Paris 2024.
“Pada hari ini, kita bersama-sama menunjukkan komitmen untuk bersimpati dan peduli terhadap warga penyandang disabilitas. Kita menggali potensi mereka dan memberikan ruang dan sarana dalam peningkatan potensi yang dimiliki. Khususnya bagi atlet disabilitas yang menunjukkan prestasinya pada even olahraga internasional beberapa waktu lalu,” ujar JAM Intel Reda Manthovani.
JAM-Intelijen berbagi pengalaman inspiratif mendampingi atlet disabilitas yang berhasil menyumbangkan 14 medali untuk Indonesia yang melampaui target yang ditetapkan dalam ajang Paralympic di Paris 2024. “Semangat dan dedikasi mereka luar biasa, jauh melampaui ekspektasi. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus mendukung dan memberi ruang bagi mereka untuk berkembang,” ujar JAM-Intelijen, Reda Manthovani.
Kegiatan ini tidak hanya menitikberatkan pentingnya olahraga bagi kesehatan fisik, mental, dan sosial penyandang disabilitas, tetapi juga memberi ruang untuk memperkenalkan berbagai cabang olahraga adaptif yang dapat membawa penyandang disabilitas ke tingkat prestasi nasional hingga internasional.
“Kami ingin menjaring potensi baru dari teman-teman disabilitas, baik di bidang olahraga, seni, maupun sektor lainnya. Ini bukan hanya soal prestasi, tetapi juga untuk membangun ekosistem yang mendukung mereka menjadi mandiri dan berkontribusi bagi bangsa,” imbuh JAM-Intelijen.
JAM-Intelijen juga menekankan pentingnya empati dari semua elemen masyarakat, termasuk Para Jaksa di lingkungan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan Kejaksaan Negeri di Sumatera Utara untuk mendorong kesetaraan dan kemandirian penyandang disabilitas.
“Dengan memberikan ruang dan kesempatan, kita tidak hanya mendukung mereka, tetapi juga membangun karakter bangsa yang penuh cinta kasih dan rasa kemanusiaan,” ujar JAM Intel Reda Manthovani. (Felix Sidabutar)