Lagi, JAM Pidum Wujudkan Penegakan Hukum Humanis
ADHYAKSAdigital.com –Penegakan hukum humanis berhati nurani kembali diwujudkan Kejaksaan RI. Lewat penerapan Keadilan Restoratif (Restorative Justice), 13 (tiga belas) berkas perkara ringan dari sejumlah Kejaksaan Negeri dihentikan penuntutannya.
Lewat gelar perkara, Senin 23 Oktober 2023, Jaksa Agung Muda Pidana Umum Dr. Fadil Zumhana Harahap memerintahkan masing-masing Kejari agar menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan berdasarkan Keadilan Restoratif.
Ke 13 berkas perkara itu, yakni :
1. Tersangka Eka Juniarti binti Wahad dari Cabang Kejaksaan Negeri Sambas di Pemangkat, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
2. Tersangka Sandy Teguh Pribadi bin Adun (Alm) dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya, yang disangka melanggar Pasal 374 KUHP tentang Penggelapan dalam Jabatan.
3. Tersangka Amrin bin Bujang dari Kejaksaan Negeri Muaro Jambi, yang disangka melanggar Pasal 480 ke-1 KUHP tentang Penadahan.
4. Tersangka Hendra Yanto Sinaga anak dari Sinaga Marudut dari Kejaksaan Negeri Muaro Jambi, yang disangka melanggar Pasal 362 KUHP tentang Pencurian.
5. Tersangka I Hitachi anak dari Saut Parlindungan Siahaan, Tersangka II Hendra Saputra alias Otoy bin Herman dan Tersangka III Yoga Fahrian alias Yoga bin Husaini dari Kejaksaan Negeri Tanjung Jabung Barat, yang disangka melanggar Pasal 374 KUHP tentang Penggelapan dalam Jabatan Jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
6. Tersangka Basok Arrahman alias Basok bin Rustam dari Kejaksaan Negeri Tanjung Jabung Barat, yang disangka melanggar Pasal 480 Ayat (1) KUHP tentang Penadahan.
7. Tersangka Mat Ripuddin, BA bin H. Nazari dari Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
8. Tersangka Adi Umbu Kabubu Mehang Jawa alias Adi Umbu dari Kejaksaan Negeri Sumba Timur, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
9. Tersangka Habib Umbu Ndima Wikar alias Bapa Ade dari Kejaksaan Negeri Sumba Timur, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
10. Tersangka Diki Talumbani alias Bapa Anto dari Kejaksaan Negeri Sumba Timur, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
11. Tersangka Jendrit Tefnay dari Kejaksaan Negeri Timor Tengah Selatan, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
12. Tersangka Kristoforus Demo Tukan alias Demo dari Kejaksaan Negeri Flores Timur, yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
13. Tersangka Hendrikus Kolo alias Hendrik dari Kejaksaan Negeri Timor Tengah Utara, yang disangka melanggar Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga atau Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum. (Felix Sidabutar)