ADHYAKSAdigital.com –Siang itu, Senin 2 Oktober 2023, CEO ADHYAKSAdigital Felix Sidabutar bertandang ke ruangan kerja Kepala Kejaksaan Negeri Binjai, Sumatera Utara, Jufri Nasution SH.MH di Gedung Kejari Binjai, Jalan T. AMir Hamzah, Kota Binjai.
Jufri saat itu baru saja usai mengikuti kegiatan penyematan kenaikan pangkat dan pelepasan penugasan beberapa jaksa anak buahnya. Baju yang dikenakannya hari itu kemeja bermotif batik. Hari itu adalah hari Batik Nasional, 2 Oktober 2023. Jufri bersama jajarannya serentak berseragam batik hari itu.
Alumni Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini menyambut hangat dan penuh ramah kedatangan CEO ADHYAKSAdigital. Terbersit dari penampilan dan wajahnya, Jufri adalah sosok pejabat Kejaksaan yang “Low Profile”. Dengan beragam pengalaman bertugas di sejumlah daerah, Jufri mampu menjalani pekerjaannya itu dengan penuh tanggung jawab dan profesional.
“Begitu besarnya godaan di setiap pekerjaan yang kita lakoni, khususnya godaan materi, saya selalu berprinsip materi tidak bisa membeli kebahagiaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk berubah menjadi seseorang yang low profile,” ucap Jufri Nasution memulai diskusi kecil kami saat itu.
Ditemani secangkir kopi, Jufri menceritakan historis perjalanan panjang karirnya sebagai Aparat Penegak Hukum Kejaksaan. Sebagai anak perantauan dari Natal, Kabupaten Mandailing Natal yang berkuliah di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Jufri kala itu memantapkan diri mengikuti seleksi penerimaan CPNS Kejaksaan RI.
Berbicara tentang siapa dia dan karakternya, Jufri Nasution adalah lelaki yang sedari muda telah mandiri dalam urusan kehidupannya. Dia yang berasal dari keluarga sederhana di Madina, Sumut dibekali pendidikan agama dan pendidikan akademik oleh orang tuanya. “Kita dibekali orang tua untuk selalu mandiri, taat beragama dan peduli sesama,” ujar Jufri.
Saat masuk ke Kejaksaan, dirinya juga mencari tahu sendiri, kapan dan dimana ada pembukaan penerimaan pegawai Kejaksaan. “Saya cari sendiri. Alhamdulillah, saya akhirnya diterima di Kejaksaan,” kata dia.
Memegang tanggung jawab besar dalam mengnahkodai Kejari Binjai, Jufri sepenuhnya menjalaninya dengan kerja profesional, berintegritas, tulus ikhlas dan berserah kepada Allah SWT agar seluruh hambatan dan rintangan dalam amanah jabatannya dapat dilalui dengan baik.
Jufri mengaku memiliki motto hidup mengalir apa adanya,khususnya capaian karier yang bersangkutan. “Saya selalu berusaha mengadi sebagai pegawai kejaksaan yang profesional dan berintegritas. Amanah institusi dan pimpinan berusaha saya jaga dan rawat, khususnya dalam penempatan jabatan. Dimana pun di tempatkan, saya harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh,” ucap mantan Asintel Kejati Jambi ini.
Pria ganteng ini mengakui memiliki cita-cita capaian karier. Namun dia sebagai umat beragama tetap mengembalikannya kepada Allah SWT. Ucap syukur dan selalu rendah hati sudah menjadi prinsip hidup yang sedari kecil ditanamkan oleh orang tuanya. Sehingga Jufri kini dikenal sebagai sosok yang ramah, peduli lingkungan sosial dan penyayang keluarga.
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan ini berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam pekerjaannya sebagai Kajari Binjai. Jufri mengaku bekerja secara profesional, berintegritas dan berhati nurani dalam kepemimpinannya sebagai Kajari Binjai.
Dia menekankan pelayanan dan penegakan hukum Kejari Binjai memberikan kemanfaatan hukum dan keadilan hukum. Kejari Binjai gencar melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat, sehingga ke depannya budaya transparan, akuntabel dan jujur melekat dalam pelayanan birokrasi di seluruh perangkat pemerintahan.
Peran aparat penegak hukum adalah salah satu sumbangsih memberikan tindakan hukum atas masih maraknya praktik korupsi dalam pelayanan ditengah-tengah masyarakat yang selama ini kerap ada di birokrasi pemerintahan. “Penegakan hukum korupsi tidak semata-mata memenjarakan pelaku, namun juga bagaimana kerugian keuangan negara mampu kita pulihkan,” ujarnya.
Jufri mampu menyampaikan pesan-pesan anti korupsi ditengah-tengah masyarakat dan Pemerintah Kota Binjai lewat aksi-aksi penegakan hukum yang dilakukannya. Berbekal sebagai aparatur Kejaksaan dengan seragam coklatnya dan diberi amanah sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Binjai, Jufri mampu menghadirkan peranan Kejaksaan yang mengkampanyekan anti korupsi.
Dia menyakini Institusi Kejaksaan saat ini mengalami banyak proses perubahan, baik itu dalam peraturan internal, penerapan ketentuan perundang-udangan dalam penegakan hukum, proses rekrutmen pegawai hingga pendidikan dan pelatihan. Penegakan hukum keadilan retoratif adalah salah satu perubahan nyata yang diberikan Kejaksaan bagi masyarakat pencari keadilan. Jaksa Agung ST Burhanuddin menerbitkan Perja No 15 Tahun 2020 tentang penegakan hukum melalui pendekatan keadilan restoratif.
“Kejaksaan Hebat dan Humanis telah menjadi tag line dan wajib untuk kita wujudkan, sebagai komitmen hadirya Kejaksaan RI sebagai lembaga negara bidang penegakan hukum yang profesional, berintgeritas dan berhati nurani,” sebut Jufri.
Dia berpesan agar seluruh pegawai dan jaksa di lingkungan Kejari Binjai untuk menjaga marwah Kejaksaan dengan profesional dan menghindari diri dari perbuatan tercela yang dapat menggerus kepercayaan masyarakat. Public Trust kepada Kejaksaan saat ini harus kita rawat, dengan mewujudkan kepastian dan rasa keadilan dalam penegakan hukum.
“Pegawai dan jaksa dituntut untuk selalu dekat dengan masyarakat. Kita harus berubah dan hilangkan gaya hidup hedonis dan pamer. Ini semua demi Kejaksaan Hebat dan Humanis,” tegas Jufri Nasution.
Di penghujung oborlan kami, Jufri mengutarakan Public Trust Kejaksaan saat ini tidak dipungkiri berkat dukungan semua elemen masyarakat. Peran media begitu besar dalam memberitakan setiap kegiatan maupun program kerja Kejaksaan. ”Era keterbukaan informasi publik, Kejaksaan berupaya untuk selalu transparan, khususnya dalam penegakan hukum,” katanya. (Felix Sidabutar)