NasionalTokoh

Sosok Helena, Bangga Anak Biologis Harprileny Soebiantoro

ADHYAKSAdigital.com –Nama Harprileny Soebiantoro pastinya sangat melekat dalam ingatan seluruh insan Adhyaksa, baik yang sudah purna maupun yang masih menjabat. Sosok beliau dikenal sebagai jaksa perempuan yang menorehkan prestasi dengan puncak karir sebagai Jaksa Agung Muda.

Sejumlah jabatan tinggi pernah dipegang di Kejaksaan. Mulai JAM Perdata dan Tata Usaha Negara (JAM Datun), Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin), hingga Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum).

Ellen, nama yang biasa disapa ini mampu mencatatkan sejarah Kejaksaan RI, sebagai satu-satunya jaksa perempuan yang mencapai puncak karir sebagai Jaksa Agung Muda. Kejaksaan mampu menggeser penilaian sebagian kelompok masyarakat, puncak karir untuk Jaksa itu hanya milik jaksa pria.
Harprileny Soebiantoro kini telah purna (pensiun), terhitung sejak Tahun 2007 lalu. Kesehariannya lebih banyak dihabiskan dengan bercengkerama dengan keluarga dan para cucunya. Ellen memiliki buah hati lima orang anak.

Dari lima orang anaknya, ada 2 (dua) orang yang mengikuti jejaknya berkarir sebagai aparat penegak hukum di Kejaksaan RI. Kedua orang buah hatinya itu ternyata perempuan, yakni Virginia Hariztavianne dan Helena Octaviane.

Virginia Hariztavianne saat ini menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Metro di Provinsi Lampung. Sedangkan Helena Octaviane menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Pandeglang di Provinsi Banten.

Media Adhyaksadigital pun berkesempatan bersilaturahmi dengan Helena Octavianne, salah satu anak Harprileny Soebiantoro, di Kantor Kejaksaan Negeri Pandeglang, Banten, Senin 6 Februari 2023.
Kala bertemu dengan CEO ADHYAKSAdigital Felix Sidabutar, Helena Octavianne menegaskan kebanggaannya sebagai anak biologis Harprileny Soebiantoro. Sosok bunda, sebutan anak-anaknya terhadap ibu kandungnya itu adalah sosok inspiratif bagi dirinya, khususnya dalam memotivasi dirinya sebagai Aparat Penegak Hukum (APH) Jaksa perempuan.

Helena menilai Bunda Ellen memiliki integritas yang baik dalam menjalankan tugas sebagai aparatur penegak hukum hingga menjadi pejabat di Kejaksaan. Kedua, Ellen telah memenuhi persyaratan kompetensi, yakni integritas maupun kompetensi.

“Ada beban moral, saya sebagai anak biologis Bunda harus mampu merawat nama baik dan nama besar beliau sebagai mantan pejabat di Kejaksaan dan juga marwah institusi Kejaksaan,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Pandeglang Helena didampingi Kasi Intel Wildan mengawali obrolan kami pagi itu di ruangan kerjanya.

Helena mengaku menjadikannya Bunda Ellen sebagai figur jaksa yang inspiratif yang patut menjadi panutan. “Jiwa integritasnya,komitmen,konsistensi,dan ketegasannya dalam mengemban tugas dan menjadi tanggung jawab selaku penegak hukum,” katanya.

Selain itu,dalam perjalanan karier Bunda Ellen Soebiantoro di institusi Kejaksaan dapat menunjukkan sosok Ibu satu-satunya Jaksa Perempuan yang menduduki jabatan-jabatan penting dan mendapat kepercayaan dari pimpinan mengemban jabatan tertinggi di Kejaksaan RI.
Kajari Pandeglang ini berharap akan mampu menjadi penerus semangat dan penggugah optimisme dari sosok Bunda Ellen. Emansipasi perempuan di lingkungan Kejaksaan RI menorehkan sejarah yang tentunya dapat terus dikembangkan dengan bertambahnya penempatan jaksa perempuan di jabatan strategis di Kejaksaan.

Menurutnya, Kejaksaan memerlukan jaksa perempuan yang dapat menjadi pemimpin di korps Adhyaksa. Saat ini terlihat jaksa perempuan yang memiliki integritas dan komptensi yang tersebar di seluruh bidang dan satuan kerja di Kejaksaan.

“Saya pasti menjamin, Jaksa-jaksa perempuan yang berkarya sebagai APH Kejaksaan saat ini ingin mengikuti jejak Bunda Ellen. Kita bangga jaksa perempuan mampu menduduki jabatan sebagai Kepala Kejaksaan Negeri, Kepala Kejaksaan Tinggi, Direktur dan jabatan strategis lainnya,” tutur ibu dua orang anak ini.

Berbicara tentang kepemimpinan sebagai Kajari Pandeglang, Helena menanamkan disiplin dan integritas bagi seluruh pegawai dan jaksa di Kejari Pandeglang. Dia memastikan, siapa pun pegawai dan jaksa tanpa memandang status sosial dan jabatannya, perempuan cantik ini selalu bersikap ramah dan menganyomi.

“Saya perlakukan sama dan tegas agar melakoni pekerjaan di masing-masing bidang, agar mengedepankan pelayanan hukum kepada masyarakat demi tegaknya supremasi hukum di wilayah hukum Kabupaten Pandeglang,” ujar mantan Kajari Bangka Barat ini.

Mantan jurnalis ini mengaku memiliki motto hidup mengalir apa adanya, khususnya capaian karier yang bersangkutan. “Saya selalu berusaha mengabdi sebagai pegawai kejaksaan yang profesional dan berintegritas. Amanah institusi dan pimpinan berusaha saya jaga dan rawat, khususnya dalam penempatan jabatan. Dimana pun di tempatkan, saya harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh,”ucap peraih peringkat pertama PPPJ Tahun 2005 ini.

Penulis buku ini mengaku bahwa sepenuhnya menjalani sebagai Kajari Pandeglang dengan kerja profesional, berintegritas, tulus ikhlas dan berserah kepada Allah SWT agar seluruh hambatan dan rintangan dalam amanah jabatannya dapat dilalui dengan baik.

“Saya harus menjaga dan merawat institusi ini sebagai lembaga penegakan hukum yang profesional. Ini saya ikhtiarkan dalam diri saya sejak saya mulai berkarya sebagai pegawai Kejaksaan,” ucap alumni FISIP UI ini.

“Saya ingin dikenang sebagi Kajari Pandeglang yang tegas, disiplin, dan tidak neko-neko. Namun juga saya ingin dikenang sebagai pimpinan yang humoris, bergaul, profesional, berintegritas dan bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya dalam mendukung program pembangunan di Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Silaturahmi dan koordinasi menjadi kunci utama kepemimpinan kita sebagai Kajari Pandeglang untuk didukung seluruh stake holder,” ujar Helena mengakhiri obrolan kami pagi itu. (Felix Sidabutar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button