JAM Pidmil Apresiasi Koordinasi Tim Koneksitas
ADHYAKSAdigital.com –Jaksa Agung Muda Pidana Militer Anwar Saadi memberikan apresiasi atas terjalinnya koordinasi yang melekat dalam tim koneksitas dalam penanganan perkara korupsi Dana Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (TWP-AD) Tahun 2013-2020. Perkara itu pun telah mempunyai ketetapan hukum pasca terbit putusan pengadilan militer terhadap terdakwa atas perkara itu.
Majelis Hakim Koneksitas Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta dalam putusannya menyatakan para Terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi dana Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (TWP AD) tahun 2013 s/d 2020, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut. Oleh karenanya, masing-masing Terdakwa dijatuhi pidana pokok penjara 16 tahun, dan membayar denda serta uang pengganti sesuai nilai yang dikorupsi oleh masing-masing Terdakwa.
Penanganan perkara ini mampu dituntaskan berkat dukungan penuh antara jaksa, oditur dan penyidik Polisi Milter. Koordinasi antar lembaga terjalin baik dan perkara ini mampu menghasilkan keputusan hukum. Penegakan hukum atas perkara ini memberikan gambaran bahwa reformasi hukum milter sudah berjalan semakin baik dan terbuka,” tutur JAM Pidmil Anwar Saadi dalam keterangan tertulis yang disampaikan Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan, Jumat 3 Februari 2023.
Bahwa hukum militer dibina serta dikembangkan untuk kepentingan pertahanan negara, dan karenanya dalam proses penegakan hukum terhadap oknum prajurit yang melakukan tindak pidana, tidaklah semata-mata hanya untuk menjatuhkan sanksi pidana pemenjaraan, akan tetapi lebih dari itu juga harus mempertimbangkan asas kemanfaatannya yang ditinjau dari aspek kepentingan pertahanan negara, keadilan bagi prajurit dan masyarakat, juga kepastian hukum baik secara formil maupun materiil.
Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang oleh undang-undang diberi wewenang selaku atasan yang berhak menghukum dan penyerah perkara berulang kali memberikan penekanan bahwa proses hukum perkara korupsi dana TWP AD ini harus dapat mengembalikan kerugian kepada prajurit TNI AD khususnya.
Oleh karenanya, Majelis Hakim Koneksitas di dalam putusannya juga menetapkan bahwa semua barang bukti berupa aset tanah, bangunan, dan lain-lain dinyatakan dirampas untuk negara cq. TNI AD untuk kepentingan kesejahteraan prajurit.
Dari putusan Majelis Hakim tersebut, juga jelas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam menjatuhkan pidana pokok baik terhadap Terpidana militer maupun Terpidana sipil. Hal ini menunjukkan bahwa peradilan militer dewasa ini sangatlah menjunjung tinggi asas equality before the law yaitu persamaan di depan hukum dalam penegakan hukum korupsi yang disidangkan secara koneksitas.
Melalui mekanisme penanganan perkara secara koneksitas ini, menunjukkan bahwa upaya pengembalian aset hasil korupsi dapat dilakukan secara maksimal melalui mekanisme hukum acara didukung kerjasama yang baik antara Jaksa, Oditur, dan Penyidik Polisi Militer yang tergabung dalam Tim Penyidik Koneksitas.
Peran publikasi media yang memberitakan proses hukum perkara korupsi dana TWP AD ini juga semakin penting untuk memberikan gambaran bahwa reformasi hukum militer khususnya dalam mekanisme peradilan militer sudah berjalan semakin baik dan terbuka sebagai wujud transparansi penegak hukum di lingkungan TNI.
(Felix Sidabutar)