Tokoh

Djamaluddin, Aspidum Kejati Aceh Yang “Low Profile”

ADHYAKSAdigital.com –Sore itu, Selasa 13 September 2022, Tim redaksi ADHYAKSAdigital bertandang ke ruangan kerja Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Aceh, Djamaluddin SH, MH di Gedung Kejati Aceh, Banda Aceh. Djamaluddin saat itu baru saja usai mengikuti kegiatan penandatangan kerja sama Kejati Aceh dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh di Asrama Haji Banda Aceh. Baju yang dikenakannya pun saat itu identik dengan seragam Jaksa Pengacara Negara berwarna biru muda masih melekat di badannya.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini menyambut hangat dan penuh ramah kedatangan Tim redaksi ADHYAKSAdigital. Terbersit dari penampilan dan wajahnya, Djamaluddin adalah sosok pejabat Kejaksaan yang “Low Profile”. Dengan beragam pengalaman bertugas di sejumlah daerah, Djamaluddin mampu menjalani pekerjaannya itu dengan penuh tanggung jawab dan profesional.

“Begitu besarnya godaan di setiap pekerjaan yang kita lakoni, khususnya godaan materi, saya selalu berprinsip materi tidak bisa membeli kebahagiaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk berubah menjadi seseorang yang low profile,” ucap Djamaluddin memulai diskusi kecil kami saat itu.

Memiliki materi yang berkecukupan adalah impian semua orang. Namun ketika ditakdirkan sebagai seseorang yang memiliki kelebihan dalam hal materi, orang tersebut biasanya cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Mereka hanya berfokus pada dirinya sendiri dan kekayaannya.

Namun ingatlah bahwa semua hal yang kamu miliki di dunia ini tidak akan abadi. Bersikap sombong dengan kekayaan yang dimiliki saat ini tidak ada gunanya. Cobalah untuk menjadi seseorang yang low profile agar hidupmu bisa berkualitas. “Banyak orang pasti setuju bahwa sebuah kesederhanaan adalah kunci dari kebahagiaan yang abadi,” ujar bapak dari tiga orang anak ini.

Sebagai jaksa senior, Djamaluddin tiada hentinya mengingatkan anak buahnya dan sesama jaksa, khususnya jaksa junior untuk menghindari perilaku menyimpang, khususnya dalam menjalani profesi penegak hukum. Dituntut iman yang kuat, kesabaran dan ketekunan dalam menjalani profesi jaksa agar terhindar dari godaan, khususnya transaksional dalam penanganan perkara.

Low profile itu sikap orang yang rendah hati dan tidak menampakkan kehebatannya di depan umum. Low profile ini sering dijadikan predikat untuk orang-orang yang terlihat sederhana dalam banyak kelebihan dan prestasi yang dia miliki. Orang-orang yang disebut memiliki pribadi low profile kadang tidak menyadari bahwa dirinya low-profile. Mereka sering menganggap bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa padahal memiliki banyak kelebihan seperti pengetahuan, skill, atau prestasinya.”Sikap seperti ini lah yang harus di tampilkan para jaksa,”tegasnya.

Memasuki masa dinasnya selama 2 (dua) tahun sebagai Aspidum Kejati Aceh, Djamaluddin berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam pekerjaannya sebagai Aspidum Kejati Aceh. Djamaluddin mengaku bangga pihaknya kerap diberi apresiasi pimpinan Kejaksaan Agung dalam penerapan Keadilan Restoratif dalam penanganan perkara tindak pidana umum di wilayah hukum Kejati Aceh.

“Kami satu-satunya yang membuat program Duta Restorative Justice. Duta RJ kita amanahkan kepada 2 (dua) orang mahasiswa dari Fakultas Hukum USK Banda Aceh yang berprestasi dalam akademiknya. Proses seleksi kita terapkan untuk mahasiswa tersebut dan kita tetapkan sebagai Duta RJ,” kata Djamaluddin.

Duta RJ ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk mensosialisasikan penegakan hukum humanis Kejati Aceh. Mahasiswa yang dihunjuk sebagai Duta RJ ini juga kita tugasi untuk mensosialisasikan penyuluhan hukum, khususnya kepada kaum millenial di Aceh agar sadar hukum dan tidak terjerat hukum.

Djamaluddin mengaku tidak memiliki target tertentu dalam pencapaian karirnya sebagai aparat penegak hukum. “Saya selalu berusaha mengabdi sebagai pegawai kejaksaan yang profesional dan berintegritas. Amanah institusi dan pimpinan berusaha saya jaga dan rawat, khususnya dalam penempatan jabatan. Dimana pun di tempatkan, saya harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh,” ucap mantan Kajari Sumenep, Jawa Timur ini.

Dia sebagai umat beragama tetap mengembalikannya kepada Allah SWT. Ucap syukur dan selalu rendah hati sudah menjadi prinsip hidup yang sedari kecil ditanamkan oleh orang tuanya.Sehingga Djamaluddin kini dikenal sebagai sosok yang ramah, peduli lingkungan sosial dan penyayang keluarga.

“Saya sangat menikmati suasana kerja di Kejati Aceh. Koordinasi kerap terjalin hangat di internal Kejati Aceh, khususnya dalam program kerja Kejaksaan dan penegakan hukum Kejaksaan. Koordinasi dengan berbagai elemen masyarakat terjalin dengan erat. Kita bangun komunikasi dan silaturahmi, sehingga Kejati Aceh bisa bermanfaat bagi masyarakat Aceh,” ujarnya.

Di penghujung oborlan kami, Djamaluddin mengutarakan Public Trust Kejaksaan saat ini tidak dipungkiri berkat dukungan semua elemen masyarakat. Peran media begitu besar dalam memberitakan setiap kegiatan maupun program kerja Kejaksaan.”Era keterbukaan informasi publik, Kejaksaan berupaya untuk selalu transparan, khususnya dalam penegakan hukum,” katanya.
(Felix Sidabutar)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button