Basril, Pilih Jalan Sebagai Jaksa Demi Tegaknya Hukum
ADHYAKSAdigital.com –Masa kanak-kanak memang masa penuh impian. Beragam cita-cita terbersit saat itu, mulai bercita-cita jadi Presiden, Aparat Hukum, Polisi, Tentara, Jaksa, Hakim, Pengacara, Menteri, Politisi, Pengusaha, Artis, Pilot, Astronot dan beragam profesi lainnya.
Demikian halnya dengan Basril. Bocah ini juga memiliki cita-cita mulia. Sebagai anak dari keluarga suku Minang di Kota Padang saat itu, sang bocah menyaksikan beragam profesi dalam pertumbuhan masa kanak-kanaknya hingga dewasa. Budaya Minang dominan hinggap dalam dirinya, bahkan profesi pedagang kerap ditemuinya di lingkungan keluarga.
Seiring waktu proses pertumbuhan dan pengalaman semasa sekolah hingga meraih gelar sarjana, Basril yang saat itu seorang pria gagah dengan gelar sarjana hukum melekat di belakang namanya justru memilih jalan lain untuk menentukan profesinya kelak.
Seusai menamatkan perkuliahaan dari Universitas Andalas, Padang, Basril gamang hendak melakoni pekerjaan apa kelak untuk masa depannya. Dengan keteguhan hati dan optimis, Basril melangkah pasti mengajukan lamaran CPNS di lingkungan Kejaksaan RI.
Keberuntungan berpihak kepadanya, Basril diterima sebagai CPNS Kejaksaan RI pada tahun 2000 lalu. “Saya memilih jalan sebagai jaksa karena saat kuliah dulu saya bercita-cita ingin menegakkan hukum,” aku Basril.
Berawal dari dunia kampus aktif berorganisasi, Basril muda mengaku peduli terhadap diskriminasi dalam penegakan hukum. Dia terlibat dalam beberapa pendampingan bantuan hukum masyarakat bersama teman-temannya semasa kuliah.
Kini, Basril diberi amanah sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Besar sejak maret 2022 lalu. Sebagai pemimpin di lingungan kerja, Basril menanamkan disiplin dan integritas bagi seluruh pegawai dan jaksa di Kejari Aceh Besar.
“Siapa pun pegawai dan jaksa tanpa memandang status sosial dan jabatannya saya selalu bersikap ramah dan menganyomi. Saya perlakukan sama dan tegas agar melakoni pekerjaan di masing-masing bidang, agar mengedepankan pelayanan hukum kepada masyarakat demi tegaknya hukum di wilayah hukum Kejari Aceh Besar,” ujar Basril.
Pria kelahiran Padang 10 Januari 1975 lalu ini menuturkan sebagai seorang jaksa dituntut untuk terus membekali diri dengan keilmuan dan pengalaman. Beragam tindak pidana ada ditengah kehidupan masyarakat seiring era moderen saat ini, jaksa juga dituntut untuk terus berbenah, profesional dan berintegritas.
Bahkan kini pergesaran penegakan hukum Kejaksaan lebih mengedepankan hati nurani. Penegakan hukum keadilan restoratif kini sungguh-sungguh dirasakan masyarakat. ” Ini menandakan penegakan hukum Kejaksaan dekat dengan masyarakat guna terwujudnya keadilan, solidaritas dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Besar saat ini, Basril mengaku dengan seluruh hati dan pikirannya dengan totalitas memberikan sumbangsih positif bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan masyarakat setempat.
Kejaksaan kini peroleh “Public Trust”, bagi Basril menjadi beban moral agar Public Trust itu tetap terawat. Sebagai mantan staf jaksa di Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung di Jakarta, Basril mengakui besarnya peran media dalam menyiarkan kinerja positif Kejaksaan selama ini.
“Amanah sebagai Kajari Aceh Besar harus saya jaga dan saya semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Aceh Besar dan pemerintah setempat. Saya mengedepankan silaturahmi dan koordinasi dengan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah setempat. Ini semua kita lakukan agar Kejari Aceh Besar bermanfaat dan dekat dengan masyarakat,” tegas Basril. (Felix Sidabutar)